Minggu, 19 Juni 2011

Cahaya Cinta


Cahaya Cinta

Disebuah kota yang sangat ramai dengan kendaraan yang berlalu-lalang, disana hiduplah sebuah keluarga yang sangat harmonis. Mereka adalah penduduk asli dari kota tersebut. Dikala mentari sudah mulai menyapa,sang cahaya pagi pun mulai muncul. . . .
Merekapun bangun dan bersiap-siap untuk memulai aktifitasnya masing-masing.
                           ”Mah… liat sepatu rara ga???(rara berteriak kepada mamahnya yang sibuk membantu bi indun untuk menyiapkan makanan)
 ”Emang kamu taruh dimana ra??? Setau mamah kamu taruh sepatu mu dirak sepatu kan???(bu Efra  malah balik tanya pada rara). Kemudian, bu Efra berteriak memanggil Rara, Rya, dan pak Wisnu untuk sarapan pagi.
Diruang makan mereka pun makan bersama, dan sambil berbincang-bincang.
”Mah, sekarang papah pulangnya agak telat, ga bisa on time karena papah banyak urusan”.(pak wisnu sambil meminum kopi yang disediakan oleh mamah)
                           ”Ooogh..... mamah juga pulangnya agak telat, karena mamah juga masih banyak urusan yang harus selesai minggu ini”. jawabbu Efra .
                           ”Mah…pah besok aku dibagikan nilai ujian ku, kira-kira aku dapat IP berapa ya??? Rya kapan hasil ujian kuliah lu dibagikan???”. Tanya Rara.
                           ”Ga tau ka!!!! Coz w ga tau… oh ya lu pasti dapat nilai bagus dweeh…, k’lo w mungkin kecil deh”. Jawab Rya.
                           ”Rya…ko kamu ngomongnya kayak gitu, ga optimis gitu sih.??”. Saut bu Efra.
                           ”Iya.. kamu harus optimis donk,,, tuh contoh kaka kamu dapat beasiswa dan nilainya pun bagus-bagus kamu juga harus begitu donk..!!”. Sambung pak wisnu.
                           ”yaelah simamah ma sipapah ngomongnya kayak gitu bangat…. Aku juga kan dapat beasiawa kaya ka rara”. Jawab Rya
                           ”Iya mah pah…Rya juga berprestasi …malah dia dapat nilai lebih bagus dari aku”. Saut Rya.

            Papah pun melihat jam ke tangannya, lalu papah menyuruh mereka untuk bergegas untuk berangkat kekampus, kebetulan kantor mamah dan papah searah dengan kampus mereka. Sesampainya di kampus.. kami pun turun didepan gerbang kampus, kami berpamitan. Mereka  berdua kuliah dikampus yang sama dan jurusan kami berbeda. Aku sendiri mengambil jurusan akuntansi dan adikku mengambil jurusan kedokteran.

                           ”Bye…. Ka!!”. (ucapan selamat tinggal Rya kepada kakaknya sambil melambaikan tangannya.)
                           ”Bye… be careful and good luck!!!”. Jawab Rara sambil membalas lambaian dari adiknya.

            Mereka pun, berpisah dan masuk kekelas masing-masing. Ketika Rara melewati mading ia melihat banyak teman-temannya sedang bergelombolan sedang melihat papan pengumuman, ternyata pengumumannya tentang nilai dan orang yang mendapat beasisawa ke luar negeri untuk belajar disana, yaitu ke washington D.C. ketika ia melihat papan pengumuman tersebut, ternyata ia yang mendapat beasiswa tersebut. Rara pun berteriak kegirangan, lalu ia masuk menuju kelas karena dosennya sudah ada dikelas. Setelah kuliah selesai, ia pun  memberikan kabar gembira itu kepada adiknya. Mereka menunggu supir yang menjemput mereka. Tidak lama kemudian, mobil pun datang  mereka pun masuk kedalam mobil. Didalam mobil mereka berbincang-bincang masalah meraeka masing-masing.

                           ”Dik coba kamu tebak.... kaka punya kabar apa???”.(Rara membuat adiknya terheran-heran).
                           ”Kabar apa kak?? Oh ya ka aku dapaet nilai bagus lagi donk plus beasiswa keluar negeri loh ka!!!”. saut Rya.
                           ”Aaahh.... kok bisa sama kaka juga dapet beasiswa keluar negeri, itu kan ke washington D.C selamat ya dikk!!!.” (Rara sangat terkejut kemudian memeluk adiknya).
                           ”selamat juga ya ka, tapi kalo aku bukan ke washington D.C. aku dapet beasiswa ke New york ka!!!”. Ucapan yang diberikan oleh Rya kepada kakaknya.
                           :”Yaudah.... emang kamu ga seneng apa, udah dapet beasisawa. Kamu itu harus bersyukur terus dan jangan meninggalkan shalat lima waktunya!!”. Jawab ka Rara.
                           ”Ya...ia...lah ka aku bersyukur banget, tapi aku takut???? Aku takut mamah atau papah tidak mengizinkan salah satu dari kita pergi ke luar negeri ka!!!!”. (Rasa takut menghampiri Rya).
                           ” ya juga sih.... ah kamu kok ngomongnya ngelantur masa mamah sama papah ga ngizinin kita kuliah di luar negeri.!!!”. Jawab Rara dengan nada ragu-ragu.
Pak supir hanya terdiam dan mendengarkan percakapan mereka , sesampainya dirumah.
                           ”Bi..... !!! sekarang masak apa??? Bi tau ga aku sama ka rya dapet beasiswa loh ke luar negeri, ka Rara ke washington D.C dan aku sendiri ke new york.!!!
                           ”Alhamdullilah.... yang bener neng, aduh bibi seneng banget ngedengernya.. selamat ya neng!!coba mamah sama papah neng sekarang ada di rumah pasti mereka seneng banget dengernya, mereka pasti ngerasa bangga memiliki anak yang pintar-pintar seperti neng..!!(bi indun mengeluarkan air mata karena merasa bangga) oh ya sekarang bibi masak yang sepesial buat neng-neng sang juara ini!!”. Jawab bi indun dengan ekspresi wajah yang sangat bahagia.
                           ”Makasih ya bi...!!”. Saut Rara.
                           ”Makasih banyak ya bi.. ka kadang-kadang si bibi bisa lebay juga ya !!!ha...ha...ha.!!”.(sambung Rya dan mereka pun tertawa bersama)

            Tidak lama kemudian mereka meninggalkan bi indun, karena mereka pergi untuk membersihkan diri yaitu mandi, setelah mandi mereka pun keluar dari kamarnya masing-masing dan turun tangga bersama untuk menuju keruang makan, untuk makan malam. Diruang makan mereka tidak berbicara satu sama lain karena mereka sedang menikmati makannya dengan tenang. Setelah makan mereka menuju kamarnya masing-masing untuk tidur. Tidak terasa malam semakin larut, rara pun tertidur lelap dan mereka pun dibuai oleh bunga tidur.
            Ditengah malam. . . . .
                           ” Mah. . coba liat deh (Pak Wisnu mengangkat sehelai kertas, yang ada diatas meja kerja papah)!!! Ini kertas apaan ya mah!!!”.(Pak Wisnu pun penasaran lalau dibaca keras olehnya , bu Efra pun terdiam mendengarkan suara papa..


Mah, Pah. . .  Qta berdua
mendapatkan beasiswa yang kami impikan  selama ini, . .  bukan sembarang beasiswa, beasiswa yang kami dapatkan yaitu Qta sekolah ke luar negeri loh. . . Rara ke Washington D.C dan aku Rya ke New Cork. . . aku mohon papah sama mamah mengijinkan kami untuk kuliah disana. . .




                           ”Oh. . . My God!!!! I can’t believe it!!! That’s really honey !!!( bu Efra merasa sock ketika mendengar surat yang papah bacakan.
                           ”Mom. . . !!!! We have smart daughter!!! I can’t believe it, yeah…!!!!Thanks God, you grant my wish . . .!!!”. Jawab pak Wisnu dengan penuh rasa bangga.
            Setelah mereka membaca seutas kertas yang terdapat pada meja kerja Bapak Wisnu , mereka pun pergi untuk beristirahat karena hari sudah mulai malam. Malam pun berlalu, matahari sudah memberikan senyumannya yang sangat indah dipagi hari untuk menyambut keluarga ini. Hari libur yang dipenuhi dengan penuh rasa kebanggaan.
“dugg duggg duggg duggkk”. (Terdengar suara langkah kaki dengan sedikit larian, menuju lantai bawah).
”Mamahhh....papahhhh !!”. (Rara dan Rya menyapa mamah dan papahnya yang sudah ada diruang makan sambil memeluk mamah dan papahnya).
”waaahhhh... anak-anak papah hebat-hebat, kreennnnn”. Celetuk bapak Wisnu sambil mengelus-ngelus kepala Rara dan Rya.
”Ya ni... anak mamah hebat-hebat,, dua-duanya dapet beasiswa .. selamat ya sayang..”. Ucap ibu Efra sambil mencium kening anak-anaknya.
”ya mah..pahh.. makasi ya”. Jawab mereka secara bersama-sama.
”ow ya mah..pah.. kita boleh ambil beasiswanya kan pah ... mah..?”. tanya Rya.
”ya ni pah..mah.. boleh ya?”. Sambung Rara sambil memasang muka yang memelas untuk mendapatkan ijin dari mereka).
”ya boleh kuk sayang.. masa gak boleh sihh”. Jawab bu Efra dengan santai dan dangat penuh dengan keyakinan.
”Alhamdulillah... asegg kita bisa kuliah di luar negeri ka..!!”. Jawab Rya dengan penuh rasa gembira sambil memegang kedua tangan kakaknya dengan erat.
”kringgg....!!! kring..!!!kriinggg..!!!”. Suara telpon berbunyi. ”krekk..”. Suara kursi, pak Wisnu pun beranjak dari tempat duduknya dan meninggalkan ruang makan karena pak Wisnu mendengar suara telpon yang berdering. Tidak lama kemudian Rara, Rya dan ibunya meninggalkan ruang makan, karena mereka sudah selesai sarapan. Karena hari ini hari libur mereka pun bergegas melakuakan aktivitas masing-masing. Rara pergi jalan bersama pacarnya, sedangkan kedua orang tuanya harus datang ke rumah tantenya karena anaknya melahirkan anak pertananya. Dirumah hanya ada Rya dan bi Indun.
”Tokk...Tokk...Tokk... petookk...!!”. Suara bel berbunyi, tidak lama bi Indun keluar untuk membukakan pintu gerbang. Sesampainya tamu kedepan teras,  bi Indun sangat terkejut melihat seorang laki-laki yang sangat putih, tinggi, ganteng dan ketika senyum sangat manis sekali.
”Bi... Rya-nya ada???”. Tanya lelaki ganteng tersebut.
”Oooo.... Ada den, Non Rya lagi di taman.. silahkan masuk den.. sebentar saya pangilkan dulu non Rya-nya”. Jawab bi Indun dengan tatapan yang masih terheran-heran. Tak lama kemudian bi Indun datang menghampiri non Rya yang sedang asyik membaca sebuah Novel. ”Non... ada tamu non,, tamunya ganteng banget non,,!!”.
”Hah???? Tamuu..??? siapa bi??? Tamunya ganteng?? Siapa ya bi??mmmmm…”. Jawab Rya dengan rasa kaget  dan terheran-heran. “mmmm... yaudah bi buatkan minum ya buat tamunya dan bilang sebentar lagi saya datang kesana.”. Lanjut Rya dengan wajah yang berseri-seri. Kemudian bi Indun membawakan minuman lalu..”Silahkan diminum ya den..sebentar lagi non Rya dateng”. ”mmmm makasi ya bi..”. jawab lelaki ganteng tersebut dengan melemparkan senyuman manis. Tak lama kemudian ”Hai...!!”. Sapa Rya kepada lelaki ganteng tersebut. ’’Ya..!!”. jawab lelaki tersebut. ”Udah lama nunggunya ya??,,, maap ya beb, aku pikir siapa yang dateng ternyata kamu”. Kata Rya sambil mencium pipi kiri dan pipi kanan lelaki tersebut. ”ooohhh gag lama kuk beb.. gimana beb kamu dapet ijin dari nyokap sama bokap??”. Jawab lelaki ganteng tersebut, dan menanyakan kabar tentang beasiswa yang didapatkan oleh Rya. ”mmmm... aku dapet ijin kuk beb”. Jawab Rya sambil memegang tangan lelaki ganteng tersebut. Mereka pun asyik berbincang-bincang. Lelaki tersebut bernama Ivan Adrians Valentin, lelaki tersebut sering dipanggil Ivans. Ivans adalah seorang lelaki yang sangat mencintai dan menyayangi Rya. Meraka adalah sepasang kekasih yang sangat romantis dan sangat bahagia. Meraka pun sudah mendapatkan restu dari kedua orang tuanya masing-masing, walaupun umur mereka masi bisa dikatakan muda, tetapi kedua orang tua mereka melihat ada kecocokan satu sama lain. Kisah percintaan mereka tidak semulus apa yang dipikirkan oleh orang lain, karena mereka menjalankan pacaran jarak jauh (long-distance), karena Ivans kuliah di Singapore dan sekarang lebih jauh lagi karena Rya akan kuliah di New york. Cinta mereka sedang diuji kesetiaanya.
Waktu pun berjalan sangat cepat hari pun sudah mulai gelap, Ivans pun berpamitan untuk pulang kepada Rya, karena kedua orang tua Rya tidak ada dirumah dan kakaknya juga belum pulang, Rya pun hanya dapat mengantarkannya kedepan pintu gerbang.
”Maapin aku ya beb,, aku gag bisa jalan hari ini,, karena rumah tidak ada orang”. Rya meminta maap kepada Ivans yang sedang membuka pintu mobilnya.
”ooww gag apa-apa kuk beb lain kali kan ada waktu buat kita jalan,, aku dah seneng kuk bisa dateng seharian ke rumah kamu tanpa jalan juga lebih seru dirumah kan??apa lagi dirumah sepi hehee..”. Jawab Ivans sambil tertawa geli.
”aahhh kamu beb bisa aja ...”. Jawab Rya sambil mencubit perut Ivans. ”aku kan jadi maluu huhhh..”. lanjut Rya, tidak lama kemudian Ivans mencium pipinya. ”Brugg”. Suara pintu mobil tertutup dan Ivans pun menyalakan mobilnya dan membuka kaca jendela mobil dan berkata, ”Bye beb,,,, See you later”. ”Tinn..”. Suara kelakson berbunyi dan Ivans pun melambaikan tangannya. ”Bye.. beebbb. Be careful beb!!”. Jawab Rya dan membalas lambaian tangan Ivans.
Tiga hari kemudian, Rya dan kakaknya berangkat keluar negeri untuk melanjutkan pendidikanya keluar negeri. Mereka diantar oleh keluarga besarnya serta pacar mereka masing-masing. Rya berusaha menahan air mata agar tidak membuat keluarganya sedih, ia melepaskan senyuam manis serta pelukkan hangat untuk keluarga tersayang dan pacaranya. Mereka pun melambaikan tangan ketika berjalan kedalam bandara. Tidak lama kemudian, pesawat mereka pun take off dan mereka pun sudah menuju ke tempatnya masing-masing.
Lima tahun kemudian,,,, mereka pulang kembali ke Indonesia dengan membawa gelar Doctor (S2). Mereka pulang membawakebanggan bagi keluarga besarnya terutama Ayah dan Ibunya. Kisah percintaan antara Rya dan Kakakya pun tidak putus ditengah jalan, kisah cinta mereka berlanjut hingga pernikahan dan kehidupan mereka pun hidup dengan damai dan tentram. Walaupun kisah percintaan mereka terhalang dengan jarak yang sangat amat jauh, tetap cinta mereka abadi selamanya.
(^_^)
# Selesai #

Tidak ada komentar:

Posting Komentar